Adolf Hitler Ksatria Sesungguhnya? (2)

Adolf Hitler in Yugoslavia.
Hai teman-teman, mungkin untuk sementara postingan penulis agak nyeleneh dari kodratnya hehe... Untuk mengenang para relawan yang tewas di bantai tentara Zionis di kapal Mavi Marmara dalam misi kemanusiaan menuju Gaza, jadi penulis akan menulis tentang kisah seorang ksatria? yang dianggap sebagai penjahat perang oleh banyak negara di dunia. Seorang Adolf Hitler, seorang Nazi sejati, bukan berarti penulis seorang Nazi atau komunis hihi..
Namun ada sisi lain dari seorang Adolf Hitler yang tidak dipunyai banyak pemimpin dunia, dialah satu-satunya pemimpin yang mampu menghadirkan mimpi buruk bagi orang-orang Yahudi. Apakah ada yang lebih berani dari Hitler di zaman sekarang ini?
Yahudi sukses menjadikan Genosida sebagai alat untuk mencari simpati negara-negara di dunia, walau kebenarannya sampai sekarang masih diragukan. Okeh, kisah ini penulis ambil dari buku karya Agustinus Pambudi yang berjudul The Death Of Adolf Hitler. Ini akan menjadi sebuah kisah yang benar-benar panjang... (2)



Membangun Nazi
Adolf Hitler pernah menjadi buron polisi Austria, karena dia menolak wajib militer. Ia melarikan diri ke Munich, Jerman, tetapi polisi Austria masih dapat menangkapnya dengantuduhan desersi. Namun beruntunglah Adolf, sebab tes kesehatannya gagal. Dokter menyatakan ia menderita penyakit, sehingga akhirnya dibebaskan dari wajib militer.
Setelah terlepas dari keharusan masuk milisi, Adolf Hitler meninggalkan kota Wina dan menetap di Munich sampai pecahnya perang dunia ke 1. Saat itu Jerman telah mengobarkan hasrat untuk menaklukan dan menguasai negara-negara di sekelilingnya, sesuatu yang kelak diulangi Hitler dengan gradasi kekejaman yang meningkat.
Perang dunia I juga sedikit mengubah sifat-sifat Hitler. Di Wina, ia lebih memilih buron daripada harus menjalani wajib militer. Namun di Jerman, dia justru memilih menjadi tentara sukarela. Dia mencapai pangkat kopral dan terlinat langsung dalam perang, sehingga mendapat anugerah berupa medali Iron Cross. Ia sempat terluka terkena semburan gas di hari-hari terakhir perang dunia I.
Perang telah selesai, namun ada sesuatu yang mengganjal bagi Hitler muda. Dia-yang mulai tumbuh sebagai nasionalis Jerman yang fanatik-sangat kecewa dan terkejut dengan kekalahan Jerman terhadap pasukan Sekutu. Setelah perang usai, dia melepas kewarganegaraan Austria dan menjadi warganegara Jerman. Dia bertekad untuk melakukan sesuatu bagi negeri dan rakyat jerman.
Tetapi Hitler menjadi kecewa melihat situasi Jerman yang kacau-balau dan berantakan pasca perang. Setalah melakukan pekerjaan sebagai juru bicara dan pengawas untuk pemerintahan Republik Weimar, Hitler pun meninggalkan seragam militernya, dan sekali lagi hidup tidak tentu arah di Munich. Keputusasaan hidup kembali menderanya.
Kekalahan Jerman di perang dunia I mengubah nama negeri itu menjadi Republik Wiemar-yang mirip sebagai negara boneka sekutu. Perekonomian merosot tajam, dan inflasi meroket secara tak masuk akal. Rakyat Jerman menderita kelaparan, roda industri macet total. Tentara Sekutu mondar-mandir di jalan-jalan Jerman. Sementara itu pemogokan para buruh memacetkan pabrik dimana-mana.
Adolf Hitler berbagi kesengsaraan itu dengan hati yang galau. Dalam hatinya timbul kebencian terhadap Republik Wiemar yang baru berdiri. Kebencian itu betul-betul tidak tertahankan lagi-terlebih ditujukan kepada elit politik Jerman yang menandatangani perjanjian damai dengan Sekutu (Perjanjian Versailles 1918). Penandatangan dari pihak Jerman dalam perjanjian itu, selalu disebutnya sebagai penghianat. Hitler pun berteriak mempertanyakan, "Bagaimana mereka berani mengakui kesalahan Jerman dalam perang ini? Bagaimana para pengkhianat itu berani menandatangani perjanjian Versailles yang menistakan Jerman?"
Seseorang yang berfikiran radikal telah terperosok ke dalam jurang kekecewaan yang dalam. Malang bagi dunia, dia ternyata menderita psikopat dan sangat ambisius terhadap kekuasaan.

Berkecimpung di Dunia Politik 
Begitu perang usai, Hitler (sebelum meninggalkan seragam militer dan tanda pangkat kopralnya) langsung dipekerjakan sebagai pengawas politik untuk kantor okal ketentaraan. Posisi ini memberinya jalur hubungan dengan kelompok-kelompok politik di Munich. Dalam kapasitas jabatannya sebagai pengawas kelompok-kelompok politik  itulah Hitler mulai berinteraksi dengan sebuah partai kecil  berhaluan kanan di Munich. Namanya adalah Partai Buruh Jerman-yang lantas berubah menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (yang kemudian terkenal dengan Nationalist Socialism atau Naazi). Jalan hidup pun berubah bagi seorang pemuda yang radikal.
Hitler mulai terlibat membantu Partai ini. Dia berpartisipasi aktif sebagai juru bicara, yang memang merupakan bakat Hitler sejak kecil. Hitler seperti menemukan habitatnya yang sejati. Dia mulai menikmati kegiatannya di partai tersebut.
Aktivitasnya di partai membuatnya di pecat dari pekerjaannya, sebab bagaimanapun seorang pengawas politik harus bersifat netral. Namun Hitler tidak mau ambil pusing. Ia justru membulatkan tekad untuk berkecimpung di dunia politik, sebagai sarana untuk mencapai ambisi-ambisinya.
Berawal dari interaksi biasa, Hitler kemudian tertarik untuk terjun secara total di dunia politik. Seseorang yang gagal menjadi seniman, mantan gelandangan, bekas buron, lalu terjun ke dunia ketentaraan dengan pangkat terakhir kopral-kini memendam ambisi besar mengubah nasib negeri Jerman dari jurang kehancuran ke Istana kejayaan. Dia yang sangat prihatin, semakin yakin bahwa situasi Jerman akan membaik kalau dipimpin seorang nasionalis yang besar seperti dirinya.
Pada tahun 1919, ketika usianya mencapai 30 tahun, Hitler bergabung dengan Partai Buruh Jerman. Visi plitiknya begitu jelas, yaitu mengembalikan harkat dan martabat bangsa dan negara Jerman yang telah terinjak-injak sesudah perang. Lebih jauh lagi, Hitler bertekad memperjuangkan superioritas Arya, membawa Jerman menjadi "ras Unggul", dan menghancurkan bangsa-bangsa yang dianggapnya sebagai "ras rendah".
Selama periode 1919 sampai 1921, Hitler mendaki tangga kekuasaan dalam Partai Buruh Jerman-yang kelak berubah menjadi Nazi. Dia sangat terbantu oleh kemampuannya berpidato serta kharisma dari sorot matanya yang magnetis dan mampu menghipnotis para pendukungnya. Tidak heran jika dalam tempo 2 tahun, dia berhasil menjadi pemimpin (Fuehrer). Wataknya yang keras dan semangatnya yang berapi-api, di tengah semangat seluruh bangsa yang sedang down, memang ibarat setetes embun di padang pasir.
Ia cepat mendapat kepercayaan dari para pendukung partai. Banyak di antara para pendukung awalnya, kelak diangkat sebagai pembantu utamanya dalam pemerintahan Jerman pada masa kekuasaan Nazi. Termasuk didalamnya seorang pilot pesawat tempur yang bernama Hermann Goering, politikus kejam Ernst Roehm, mahasiswa fanatik Rudolf Hess, dan rasialis tulen Alfred Rosenberg.
Dalam partai Nazi, Hitler mengembangkan suasana yang berbau militerisme. Selain kedisiplinan yang kaku dan loyalitas penuh, Hitler juga mengembangkan tradisi dan tatacara yang sangat eksklusif-misalnya salam penghormatan khas Nazi-yang kelak dipakai secara menyeluruh di Jerman dan semua taklukannya.
Pada dekade 30-an, gerakan fasisme berkembang di Jepang dan Italia. Jepang dikuasai rezim militer yang getol membangun industri persenjataan, sehingga negeri Matahari Terbit menjadi ancaman tersendiri bagi Rusia, China, dan Amerika Serikat. Sedangkan di daratan Eropa, Benito Mussolini di Italia menjadi ikon bagi gerakan fasisme yangmakin banyak mendapat dukungan itu. Diam-diam Hitler meniru Musollini. Hitler menggunakan Pasukan seragam Hitam Musollini sebagai model seragam partainya.

Kudeta "Munich Beer Hall" 
Di bawah kepemimpinan Hitler, kaum Nazi seolah mendapatkan energi yang luar biasa untuk tumbuh pesat. Perekrutan anggota berjalan begitu mulus, karena memang semakin banyak rakyat Jerman yang bersimpati kepadanya. Seiring dengan semakin besarnya partai, Hitler memiliki kesempatan membentik barisan pengawal elite-yang bersikap lebih militeristik ketimbang tentara reguler.
Tahun 1923 perekonomian Jerman betul-betul runtuh. Macetnya roda perekonomian global sejak usai Perang Dunia I. Telah membawa Jerman ke dalam jurang kebangkrutan. Inflasi meroket sehingga membuat masyarakat frustasi. Harga setengah kilogram daging melesat naik dari empat mark menjadi dua milyar mark. seseorang memesan kopi di kafe dengan harga satu mark, tetapi ketika akan membayar, harganya telah naik menjadi 100 mark.
Tentu saja rakyat, rakyat panik dan kalut dalam situasi itu. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka membutuhkan pemimpin yang tegas dan berani, semacam Ratu Adil dalam konsepsi kekuasaan jawa. Menunggangi kepanikan yang meluas secara nasional itu, Hitler memancing kerumunan massa di rumah-rumah minum, memobilisasi kekuatan, menggalang dukungan, melakukan orasi, dan dengan cepat dia menjadi semakin populer.
Situasi Jerman yang sangat buruk itu menurut Hitler, hanya bisa diselamatkan melalui kediktatoran. Ia pun mengambil langkah pengambilalihan kekuasaan. Pada tanggal 8 November 1923, Hitler dibantu 600 paramiliter Nazi melancarkan serangan kilat yang bertujuan menghancurkan pemerintahan yang sah. Mereka menyandera kepala pemerintahan provinsi Bavaria, Gustav von Kahr, dan mendeklarasikan susunan pemerintahan nasional yang baru. Kejadian itu dikenal sebagai The Munich Beer Hall Putsch.
Polisi akhirnya dapat menggagalkan kudeta yang kepalang tanggung itu. Adolf Hitler diseret ke pengadilan dan dituduh melakukan penghianatan terhadap negara. Di pengadilan Hitler membela diri dengan berkata, sesungguhnya yang berkhianat adalah mereka yang menandatangani penjanjian Versailles tahun 1918. sebab merekalah, menurut pandangan Hitler, yang membawa seluruh rakyat Jerman ke jurang kesengsaraan.
Kekuatan magnetis dari matanya, dan kepandaiannya berorasi, berhasil menghipnotis massa yang hadir di ruang pengadilan, terutama saat ia mengutuk "musuh Jerman yang sesungguhnya"-yaitu orang Perancis, bangsa Yahudi, kaum Marxis, dan mereka yang membubuhkan tandatangan di pihak Jerman dalam perjanjian Versailles. Hakim akhirnya menjatuhkan vonis lima tahun penjara atas percobaan kudeta Hitler dan kelompoknya. Namun, hukuman itu hanya dijalaninya selama sembilan bulan.
Hitler meraih keuntungan politik dengan kasus tersebut, yaitu namanya dikenal lebi luas dan diperhitungkan dalam kancah politik Jerman. Dia seolah-olah menjadi martir dalam situasi politik yang kacau balau di Jerman pada saat itu.

"Mein Kampf" 
Masa-masa Hitler berada dalam penjara merupakan periode yang krusial dalam perjalanan politiknya. Ia dapat me-ngonsolidasi kekuatan politiknya. Di dalam penjara, Hitler sama sekali tidak menderita. Kunjungan rutin para pendukungnya dari partai Nazi menyebabkan Hitler dapat menikmati kenyamanan di balik terali besi, tidak kekurangan makanan, dan tidak pernah haus akan percakapan politik. Suasana yang dialami Hitler di dalam penjara, dalam banyak segi justru jauh lebih baik dibandingkan mereka yang berada diluar tembok penjara saat itu. Apalagi kalau dibandingkan dengan masa-masa ketika Hitler harus hidup menggelandang di Wina.
Namun yang lebih penting, Hitler mendapat kesempatan mengambil jarak dari realitas, sehingga dapat menggariskan visi dan misi politiknya secara lebih rinci. Dalam penjara inilah, Hitler menulis buku Mein Kampf (Perjuanganku) yang dianggap sebagai kitab suci kaum Nazi. Jadi dapat dikatakan bahwa penjara merupakan tempat ideal bagi Hitler untuk menggodok konsep-konsep politiknya, mengonsolidasikan pendukungnya, dan tidak lupa menyusun rencana-rencana untuk mencapai ambisinya.
Mein Kampf memuat ide-ide gila Hitler. Menurutnya, sejarah merupakan catatan pertarungan ras-ras manusia. Ia menyakini pandangan Lanz von Liebenfels bahwa ras Arya yang berpusat di Jerman, akhirnya akan menang dan memimpin dunia. dalam buku itu Hitler mengutuk bangsa-bangsa yang dianggapnya sebagai ras rendah-oleh karenanya harus di musnahkan dari muka bumi. Yang sering disebut adalah bangsa Yahudi dan Slavia. Rencana ekspansi ke timur-untuk menaklukan Rusia-juga disebut. Dari sana ia akan menguasai dunia dan memerintah atas nama superioritas ras Arya.
Ide lain Hitler yang tak kalah gila dalam Mein Kampf adalah Lebensraum (konsep ruang hidup). Sebagai bangsa yang besar, Jerman memerlukan sejumlah besar wilayah taklukan. Setelah Perang Dunia I banyak wilayah pendudukan Jerman yang dikuasai negara-negara Sekutu. Sehingga, penopang perekonomian Jerman menjadi rapuh.
Pada awal karir politiknya Hitler adalah seorang pemuja Mussolini. Dalam Mein Kampf, Hitler menyebut Musollini sebagai seorang manusia agung (a great man) berkelas dunia. "Alangkah kerdil tampaknya negarawan kita bila dibandingkan dengan dirinya," demikian menurut Hitler.

Mendirikan SS (Schutzstaffel) 
Sekeluarnya dari penjara, adolf Hitler menyusun kembali barisan Nazi untuk menggapai ambisi-ambisi politiknya. Penjara ternyata berjasa membuat dasar-dasar tujuan politik Hitler menjadi lebih jelas bagi para pendukung dan calon pendukungnya. Oleh karena itu, mobilisasi kekuatan Hitler dan Nazi berkembang amat pesat, justru setelah Hitler keluar dari penjara. Ternyata penjara membuat nama Hitler lebih disegani baik oleh kawan maupun lawan.
Hitler semakin rajin menyelenggarakan orasi politik guna menggalang dukungan. Kini ia memiliki "kitab suci" sebagai panduan khotbahnya. Ia bergembar-gembor menantang musuh-musuh favoritnya; dari bangsa-bangsa yang dianggap ras rendah, sehingga sekelompok politisi Jerman yang menandatangani perjanjian Versailles. Kharisma dan sorot matanya yang tajam seperti "mata dewa", menarik perhatian rakyat Jerman. Pemerintahan Provinsi Bavaria sempat melarangnya bicara di muka umum, walaupun larangan itu lalu dicabut karena desakan politis. Para penguasa menakutkan reaksi para pendukung Hitler yang militan terhadap larangan itu.
"Bagi perjuangan kita hanya ada dua jalan," demikian Hitler menggeram di depan massa pendukungnya,"Musuh yang melewati bangkai kita atau kita yang melewati bangkai mereka!" Kata-kata seperti itu, yang disambut sorak-sorai membahana, telah membangun fanatisme dan militansi di kalangan pendukungnya.
Periode 1925 hingga 1930 dihabiskan Hitler untuk membangun jaringan sel organisasi partai hingga tingakat lokal di seluruh Jerman. Hitler membangun kedisiplinan partai Nazi seperti ia membangun kesatuan militer sendiri. Pada masa itulah, barisan paramiliter Nazi mendapat nama resmi Schutzstsffel atau sering disingkat S.S., sebuah nama yang akan menjadi legenda.
Korps kebanggaan Hitler merupakan satu kesatuan tentara pribadi dengan disiplin yang sangat ketat. Konsep awalnya memang hanya pengawal pribadi, namun S.S. juga digunakan Hitler untuk mencapai berbagai macam tujuan-terutama yang terkait dengan teror politik, pengumpulan data intelijen, hingga melakukan aksi pembantaian terhadap kaum Yahudi dan bangsa Slavia. Pada perkembangan berikutnya S.S. menjadi korps elite yang dalam Perang Dunia II membangun reputasinya sendiri sebagai kesatuan yang kejam, haus darah, dan tidak kenal ampun.
Belum seluruh penjuru negeri Jerman dapat dijangkau oleh propaganda Nazi, dan belum seluruh lapisan masyarakat dapat dipengaruh. Pada waktu itu, banyak orang Jerman yang menertawakan geng-geng yang mabuk kekuasaan itu, serta pemimpinnya yang sinting. Mereka memandang sebelah mata potensi Nazi untuk mengambil alih kekuasaan Jerman.
Kelak terbukti, dugaan mereka salah. Memasuki dekadi 30-an hingga pertengahan 40-an, Nazi tumbuh menjadi kekuatan yang mutlak di Jerman. S.S. menjadi kesatuan elite yang bahkan militer reguler pun tunduk kepadanya. Sejarah juga mencatat, pasukan S.S. memberi kontribusi yang sangat besar dalam berbagai tragedi kemanusiaan yang menelan korban puluhan juta jiwa. 

Enhanced by Zemanta

3 komentar:

gatot mengatakan...

yang lebih brutal lagi dongs tulisannya

Gatot mengatakan...

Kita sebagai manusia skrg hrs waspada dan brnai Zihad

jengkolano mengatakan...

hehe kan ini baru episode 2, sabarlah nanti juga ada klimaknya

  • fals
  • kebanggaan_Indonesia
  • memori
  • bareng_Slank
  • tafakur
  • di_Rolling_Stones
  • Raya
  • Ksatria
  • lantang
  • galang_kecil
  • tampan
  • masa_lalu
  • banjo
  • senyum
  • trax
  • sakinah
  • warahmah
  • tux1
  • tux2
  • tux3
  • tux4
  • tux5
  • tux6
  • tux7
  • tux8
  • tux9
  • tux10
  • linux1
  • linux2
  • linux3
  • linux4
  • linux5
  • linux6
  • linux7
  • linux8
  • linux9
  • linux10
  • linux11
  • linux12
  • linux13
  • linux14
  • linux15
  • linux16
  • linux17
  • linux18
  • linux19
  • linux20
  • linux21
  • linux22
  • linux23
  • linux24
  • linux25
  • linux26
  • linux27
  • linux28
  • linux29
  • linux30
  • linux31
  • linux32
  • linux33
  • linux34
  • linux35