Pesta Sudah Usai, Sir!


Dunia dotcom kerap seperti kembang-kempis balon. Dulu, kecil, sekarang besar, besok menggelembung dan pecah. Google dan Yahoo! adalah contohnya. Era 1998-an adalah zaman keemasan Yahoo!. Dia adalah dotcom nomor satu. Iklan banner membanjir. Satu orang super sales Yahoo!, seperti Ariel Singh, bisa mengandeng perusahaan Procter and Gamble (P&G) untuk mengucurkan jutaan dolar untuk iklan banner.
Paul Graham, salah satu karyawan senior Yahoo saat itu menganjurkan David Filo, salah satu pendiri Yahoo! untuk mengakuisisi Google yang kala itu masih bayi. Filo waktu itu menolak. Alasannya, “Kami sudah besar dengan iklan banner, mengapa kami perlu iklan baris Google Adsense.” Alasan Filo, saat itu bisnis mesin pencari cuma 6 persen dari total pengunjung Yahoo! dan Yahoo! setiap bulan pengunjung Yahoo! bertambah 10 persen.
Filo tak menyadari bahwa pengunjung mesin pencari itu jauh lebih berharga ketimbang pengunjung portal Yahoo! Para pemasang iklan seperti P&G saat itu tutup mata soal segmentasi dan target dari iklannyanya. Itu dulu, kini semua berubah.

Sekarang pemasang iklan benar-benar mengukur target audiennya. Jadi, mesin pencari adalah  cara ampuh untuk membidik konsumen yang tepat. Saat orang mencari modem di Google, di sebelahnya ada iklan baris modem. Itulah yang membuat pengunjung mesin pencari lebih dari pengunjung portal biasa. Jauh lebih tepat sasaran.
Google pun membuat goncang dunia. Dia tumbuh menjadi raksasa bahkan tak terkejar lagi oleh Yahoo! yang cuma mengandalkan iklan banner. Saham Google mencorong hingga tembus ke harga premium, US$ 150 per lembar saham. Google menjadi impian tempat kerja bagi para programer. Mereka juga berekspansi membeli YouTube, biro iklan internet DoubleClick, melahirkan Google Earth. Badannya jadi tambun. Jumlah karyawannya membengkak menjadi 19,835 ribu di seluruh dunia.
Tapi, cerita belum selesai. Sejak awal Januari 2010 peta kekuasaan internet telah berubah. Facebook, tiba-tiba menyalip Google. Jumlah pengunjungnya lebih banyak. Orang-orang pun tersentak. Twitter juga mencuri dalam lipatan. Era sosial media mulai menggerus popularitas Google. Demokrasi informasi membuat semua orang menjadi sumber informasi, tidak cuma Google yang punya informasi.
Dulu, orang yang hendak membeli sepatu atau modem akan pergi ke Google dan mencari tahu sepatu apa yang dia beli. Sekarang, mereka akan pergi ke Facebook atau Twitter dan bertanya kepada temannya, “Sepatu atau modem jenis apa yang bagus untuk dibeli?” Jadi, masihkah orang butuh mesin pencari?
“Pesta mesin pencari sudah usai,” begitu Fortune menulis. “Google bukan lagi perusahan yang hot.” kata Marc Benioff, CEO Salesforce.com. Harga saham dia terus menurun sejak Januari.
Google mulai kehilangan amunisi  pencari uang. Ok, Google memang punya amunisi baru Android. Ponsel berbasis software bikinan Google ini mulai mencuri pasar di berbagai wilayah. Menurut Google, setiap hari ada 160 ribu ponsel Android. Sayang, Google belum bisa menjadikan Android sebagai mesin uang karena Android selama ini gratis. Produsen ponsle manapun boleh memakainya. Bandingkan, dengan iPhone bikinan Apple yang telah mendatangkan duit US$ 15 miliar bagi Steve Jobs.
Pesta Google mungkin sudah usai. Walau, ada juga yang masih optimis. Yang pasti, balon perusahaan ini sedang mengempis. Betapa mudahnya, perusahaan ini mengembang dan mengempis.

http://blog.tempointeraktif.com/digital/pesta-sudah-usai-sir/
Enhanced by Zemanta

0 komentar:

  • fals
  • kebanggaan_Indonesia
  • memori
  • bareng_Slank
  • tafakur
  • di_Rolling_Stones
  • Raya
  • Ksatria
  • lantang
  • galang_kecil
  • tampan
  • masa_lalu
  • banjo
  • senyum
  • trax
  • sakinah
  • warahmah
  • tux1
  • tux2
  • tux3
  • tux4
  • tux5
  • tux6
  • tux7
  • tux8
  • tux9
  • tux10
  • linux1
  • linux2
  • linux3
  • linux4
  • linux5
  • linux6
  • linux7
  • linux8
  • linux9
  • linux10
  • linux11
  • linux12
  • linux13
  • linux14
  • linux15
  • linux16
  • linux17
  • linux18
  • linux19
  • linux20
  • linux21
  • linux22
  • linux23
  • linux24
  • linux25
  • linux26
  • linux27
  • linux28
  • linux29
  • linux30
  • linux31
  • linux32
  • linux33
  • linux34
  • linux35