MERAIH LAILATUL QADAR

al-qadrImage via Wikipedia


Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS. Al-Qadr: 1-3)

Dalam bulan Ramadhan ini ada satu malam yang sangat istimewa dan penuh kemuliaan, yaitu lailatul qadar, malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turunlah malaikat dengan membawa rahmat dan berkah. Betapa beruntungnya orang-orang yang dapat meraih lailatul qadar. Lalu bagaimana cara meraihnya?
Tidak semua orang dapat bertemu dengan tamu yang agung itu dan tidak semua orang dapat meraihnya. Karena lailatul qadar itu tidak dapat diraih hanya dengan melaksanakan ibadah pada malam itu saja, akan tetapi perlu perjuangan yang dirintis jauh-jauh hari sebelumnya dengan cara beribadah yang istiqomah. Untuk meraih lailatul qadar diperlukan tingkat ketakwaan yang tinggi yang selama ini telah dibangun, kemudian pada bulan Ramadhan, khususnya di hari sepuluh yang terakhir dan lebih khusus di malam ganjil ia lebih ditingkatkan lagi ibadahnya. Dengan demikian, Insya Allah ia dapat meraih lailatul qadar.

Ibadah Untuk Meraih Lailatul Qadar
Ada beberapa amalan ibadah yang biasa dilaksanakan oleh Rasulullah dalam bulan Ramadhan agar dapat meraih lailatul qadar, yaitu meningkatkan qiyamullail (ibadah yang maksimal pada waktu malam). Qiyamullail tentu bukan hanya sekedar shalat malam, akan tetapi segala amaliyah yang mampu mewujudkan taqarrub kepada Allah swt.
Untuk mewujudkan taqarrub kepada Allah, dimulai dengan taubatan nasuha, membersihkan diri dari dosa-dosa yang selama ini pernah dilakukan, baik kesalahan yang berkaitan dengan Allah swt, maupun kesalahan yang berkaitan dengan sesama manusia. Taubat adalah sebagai kunci pembuka mendapatkan rahmat dan berkah Allah swt.
Untuk meraih lailatul qadar, Rasulullah meninggalkan sementara urusan-urusan duniawi, dengan cara melaksanakan i'tikaf di masjid pada malam Ramadhan terlebih pada sepuluh terakhir bulan ramadhan. Dengan i'tikaf di masjid kita dapat fokus meraih lailatul qadar. Karena di masjid itu lebih kondusif untuk beribadah, antara lain:
dapat memperbanyak shalat malam, memperbanyak doa, membaca Al-Qur'an, berdzikir, muhasabah, bertafakur, berkontemplasi dan dapat memusatkan pikiran untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Hal ini semua dapat dilaksanakan dengan maksimal di masjid dalam keadaan i'tikaf. Hal ini dijelaskan oleh Allah swt dalam surat Al-Baqoroh ayat 187 yang artinya "sedangkan engkau sekalian beri'tikaf di masjid-masjid".
Dengan istiqomah beri'tikaf di masjid dalam bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah, Insya Allah akan dapat meraih lailatul qadar.

Tanda-tanda Lailatul Qadar
Di masyarakat Islam cukup populer bahwa tanda-tanda lailatul qadar hanya dapat dilihat dari fisik, seperti: malam itu tenang, tidak ada angin, pagi harinya sinar matahari tidak terlalu panas dan lain-lain. Cerita seperti ini tidak bisa di pertanggung jawabkan kesahihannya, walaupun terkadang benar. Tanda-tanda fisik semacam itu secara logika juga sulit diterima, karena sangat relatif tergantung musim.
Tanda lailatul qadar yang akurat dan tidak bisa dibantah adalah salamun hiya hatta matla'il fajr, yaitu adanya perasaan damai, dan selalu menebar kedamaian dalam hidupnya. Dan yang lebih konkrit lagi adanya perubahan yang signifikan dalam kehidupannya, lebih takwa kepada Allah, lebih giat dalam beribadah, lebih ikhlas dalam beramal, lebih sabar dalam menghadapi ujian, lebih dermawan. Pendeknya, semua perbuatan menjadi lebih baik dan hatinya merasa lebih damai karena dekatnya dengan Allah swt. Itulah tanda-tanda orang yang mendapat lailatul qadar.

Para Pencari Lailatul Qadar
Rasulullah yang lebih dijamin masuk syurga setiap bulan Ramadhan semangat sekali beribadah untuk meraih lailatul qadar. Dalam sebuah hadist di riwayatkan sampai kakinya bengkak melaksanakan ibadah diwaktu malam.
Para sahabat Rasul, seperti Abu Bakar, Umar dan Ustman menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah melaksanakan shalat dan mengkhatamkan Al-Qur'an. Imam Abu Hanifah pada malam bulan Ramadhan mengkhatamkan Al-Qur'an sambil menangis sepanjang malam, karena sangat khusyu' dalam membacanya.
Imam Syafi'i biasa mengkhatamkan Al-Qur'an enam puluh kali selama bulan Ramadhan, khususnya pada saat shalat malam.
Begitu juga para ulama salafus soleh di bulan Ramadhan meninggalkan urusan duniawinya, dan hanya fokus beribadah kepada Allah swt agar mendapat lailatul qadar.
Untuk itulah, mari luangkan waktu, berjihad melawan hawa nafsu untuk berjumpa dengan tamu agung, malam yang sangat istimewa, yang pada saat itu malaikat turun membawa rahmat dan berkah. Kita jemput tamu agung yang penuh berkah yaitu lailatul qadar.
Enhanced by Zemanta

0 komentar:

  • fals
  • kebanggaan_Indonesia
  • memori
  • bareng_Slank
  • tafakur
  • di_Rolling_Stones
  • Raya
  • Ksatria
  • lantang
  • galang_kecil
  • tampan
  • masa_lalu
  • banjo
  • senyum
  • trax
  • sakinah
  • warahmah
  • tux1
  • tux2
  • tux3
  • tux4
  • tux5
  • tux6
  • tux7
  • tux8
  • tux9
  • tux10
  • linux1
  • linux2
  • linux3
  • linux4
  • linux5
  • linux6
  • linux7
  • linux8
  • linux9
  • linux10
  • linux11
  • linux12
  • linux13
  • linux14
  • linux15
  • linux16
  • linux17
  • linux18
  • linux19
  • linux20
  • linux21
  • linux22
  • linux23
  • linux24
  • linux25
  • linux26
  • linux27
  • linux28
  • linux29
  • linux30
  • linux31
  • linux32
  • linux33
  • linux34
  • linux35