Istri Sholehah


Orang mukmin merindukan
Anak-anak yang sholeh
Istri-istri yang sholehah
Keluarga bahagia……” Istri yang sholehah akan membuat kehidupan keluarga menjadi lebih indah, meskipun serba kekurangan dari segi materi….Setiap muslimah tentunya ingin sekali menjadi istri yang sholehah. Seorang istri yang sangat diinginkan oleh banyak muslim di dunia. Namun bagaimana dan seperti apa istri yang sholehah itu? Kadang seorang istri mengklaim sebagai istri yang sholehah, tanpa mengetahui, seperti apa istri yang sholehah tersebut. Istri yang sholehah memiliki beberapa sifat yang terpuji. Ciri-ciri seorang istri yang sholehah diantaranya adalah:

    Al-waluud (beranak-pianak)Menikah adalah salah satu upaya untuk melanjutkan keturunan. Banyak orang menikah karena ingin memiliki keturunan yang sholeh-sholehah. Istri yang sholehah salah satu tandanya adalah mampu memberikan keturunan (dengan kehendak Allah), sehingga dapat memberikan kebahagiaan dalam keluarganya. Rasulullah Muhammad saw sendiri menyarankan kita untuk mencari istri yang mampu memberikan banyak keturunan, karena Rasulullah saw membanggakan umatnya dari umat lain karena kuantitasnya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah Muhammad saw:
 “Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengatakan: ‘Aku mendapatkan seorang wanita (dalam satu riwayat lain (disebutkan), ‘memiliki kedudukan dan kecantikan’), tetapi ia tidak dapat melahirkan anak (mandul); apakah aku boleh menikahinya?’ Beliau menjawab: ‘Tidak.’ Kemudian dia datang kepada beliau untuk kedua kalinya, tapi beliau melarangnya. Kemudian dia datang kepada beliau untuk ketiga kalinya, maka beliau bersabda: ‘Nikahilah wanita yang berbelas kasih lagi banyak anak, karena aku akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain.
”Memilih wanita yang subur dapat dilihat dari silsilah keluarganya. Meskipun demikian, jika Allah belum berkenan memberikan momongan, janganlah berkecil hati. Tetaplah sabar dan selalu berdoa kepada Allah SWT.
 •    Al-waduud (Besar cinta pada suami)
Seorang istri yang sholehah memiliki cinta yang besar kepada suami dan keluarganya. Besar cinta seorang (calon) istri dapat dilihat dari besar kecilnya mahar yang diminta. Semakin kecil mahar yang diminta kepada (calon) suaminya, maka semakin besar pula cinta istri tersebut kepada suaminya.
 •    Sittiroh (pendiam) 
Istri adalah tempat suami mencurahkan segalanya, baik itu kasih sayang maupun keluh kesah, bahkan rahasianya. Seorang istri yang sholehah akan mampu untuk menjaga rahasia dari suaminya. Istri yang sholehah akan mampu menjaga kehormatan suami dan keluarganya. Ia tidak akan menyebarkan dan membuka aib keluarganya.
Seorang istri yang sholehah juga akan menghindari pembicaraan yang tidak perlu. Ia akan menjauhi majelis ghibah, dan lebih banyak menghadiri majlis-majlis keagamaan (dengan seijin suami tentunya).
 •    Al-azizah fii ahliha (tabah dan ikhlas menghadapi cobaan)
Tidak selamanya rumah tangga yang kita bina akan berjalan di jalan yang rata. Suatu kali tentunya ada sandungan-sandungan yang akan menimpa keluarga kita. Seorang istri yang sholehah akan dapat menghadapi cobaan dalam rumah tangga dengan sabar dan tabah, serta tawakal keapda Allah SWT. Ia akan ikhlas dalam menghadapi apa pun bentuk cobaan yang diberikan oleh Allah kepada keluarganya.
•    Adzalilah ma’a ba’liha (patuh pada suami)
 Rasulullah Muhammad saw bersabda: “Andaikan aku diperbolehkan memerintahkan seorang manusia sujud terhadap manusia lain, maka aku akan perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya, karena begitu besar haknya kepadanya”. (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majjah, dan Ibnu Hibban).Ketaatan seorang istri setelah taatnya kepada Allah dan Rasul, adalah kepada suaminya. Begitu banyak kisah-kisah akan ketaatan seorang istri kepada suaminya, yang dapat kita temui dalam sejarah. Salah satu kisah patuh dan taatnya seorang istri kepada suaminya, sehingga Allah menyediakan surga atasnya (Insya Allah) terdapat dalam kisah berikut:“pada suatu hari, karena amarahnya, seorang suami melarang istrinya untuk keluar rumah sampai ia kembali. Setelah suami tersebut pergi, datanglah saudara dari si istri yang mengabarkan bahwa ayah si istri sakit. Istri tersebut sedih, namun ia mengatakan bahwa suaminya melarangnya keluar rumah, sampai sang suami tersebut kembali. Ia meminta saudaranya mendatangi Rasulullah saw untuk meminta nasehat beliau atas hal yang menimpanya. Kepada saudaranya, Rasulullah saw berpesan agar ia mematuhi suaminya. Hari berikutnya, saudara tersebut datang lagi untuk mengabarkan bahwa sakit ayahnya bertambah parah, dan ayahnya ingin berjumpa dengannya. Namun lagi-lagi istri tersebut mengatakan hal yang sama, sebab suaminya belum kembali. Keesokan harinya, saudara istri tersebut mengabarkan bahwa ayahnya telah meninggal, dan akan segera dimakamkan. Pemakaman menunggu kedatangan istri sholehah tersebut. Namun wanita ini mengatakan agar jenazah ayahnya segera diurus sebagaimana mestinya, karena suaminya belum pulang dan karenanya ia tidak bisa hadir.Saat suaminya pulang, ia menyambut kedatangan suaminya dengan suka cita. Ia menyediakan jamuan kepada suaminya. Setelah suaminya beristirahat, ia mengabarkan kepada suaminya bahwa ayahnya sudah meninggal. Ia juga menyatakan bahwa ia tidak dapat menghadiri pemakaman ayahnya, karena patuh akan perintah suaminya untuk tidak keluar rumah sampai ia kembali.”
Tindakan dari istri sholehah tersebut dibenarkan oleh Rasulullah Muhammad saw.
 •    Mutabarriyah (berhias)
Berhias disini bukanlah berhias untuk keluar rumah atau bepergian. Berhias yang dimaksud adalah berhias untuk suaminya. Hal ini dilakukan untuk menggembirakan hati suaminya. Janganlah berhias untuk keluar rumah, sementara saat dirumah tampil “berantakan”. Ingatlah akan pesan Rasulullah saw: “apabila dipandang menyenangkan”.
 •    Al-hashonu (membentengi diri) 
Seorang istri harus dapat membentengi diri dalam bergaul dengan orang lain. Ia dapat menempatkan diri bagaimana bergaul dengan orang lain di lingkungan sekitarnya, tanpa menimbulkan fitnah. Alangkah bahagianya jika seorang suami mendapatkan istri sholehah dengan sifat-sifat tersebut. Dapat dipastikan bahwa keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, insya Allah.
Robbana hablana min azwaajina wadzuriyatinaa quraata a’yun waj ‘alna lil muttaqiina imamaa………Amin ya robbal ‘alamin……..
Enhanced by Zemanta
Read More...

Kisah Wanita Penggenggam Tauhid Asiah dan Masyitoh (tukang sisir) Fir'aun


Alkisah di negeri Mesir, hiduplah dua orang wanita di sebuah istana Fir’aun yang megah. Yang pertama yaitu seorang Ratu, isteri Fir’aun yang bernama Asiah, dan yang kedua adalah seorang wanita yang pekerjaan sehari-harinya adalah menyisir rambut puteri Fir’aun, maka ia dinamakan sebagai Masyitoh (artinya dalam bahasa Indonesia yaitu wanita tukang sisir).
Kedua-duanya adalah wanita yang beriman kepada Allah dan mengingkari Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan.
(Kisah ini diceritakan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Katsir menghasankannya dalam kitab Tafsirnya dan Kitab Al Bidayah Wa Nihayah).
Pada suatu hari, ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri Fir’aun, tanpa sengaja sisirnya terjatuh ke lantai. Secara spontan Masyitoh mengucap ”Bismillah” (Dengan Menyebut Nama Allah) sambil memungut sisirnya. Maka keimanannya yang selama ini ia tutup-tutupi akhirnya secara tak sengaja terucap juga karena lisannya yang senantiasa berdzikir mengingat Allah.
Tatkala Masyitoh mengucapkan bismillah, maka puteri Fir’aun terkejut lalu ia bertanya, “Apa yang kau maksud Allah itu ayahku?” rupanya ia hanya tahu bahwa tuhan itu adalah Fir’aun yg mengaku sebagai tuhan. Maka Masyitoh menjawab, ” Tidak tetapi Allah adalah rabbku (Tuhanku) rabb kamu dan rabb ayah kamu,” Puteri Fir’aun terheran karena ada tuhan selain ayahnya. Lalu ia mengancam Masyitoh, “Aku akan sampaikan hal ini kepada ayahku.” Maka Masyitoh tanpa gentar berkata, “Silahkan.”
Saat Masyitoh menghadap Fir’aun, pertanyaan pertama yang diajukan kepadanya adalah : “Apa betul kau telah mengucapkan kata-kata penghinaan terhadapku, sebagaimana penuturan anakku. Dan siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini ?” “Betul, Baginda Raja yang lalim. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah. Dan Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai segala alam dan isinya.”jawab Masyitoh dengan berani.
Mendengar jawaban Masyitoh, Fir’aun menjadi teramat marah, sehingga memerintahkan pengawalnya untuk memanaskan minyak sekuali besar. Dan saat minyak itu mendidih, pengawal kerajaan memanggil orang ramai untuk menyaksikan hukuman yang telah dijatuhkan pada Masyitoh. Sekali lagi Masyitoh dipanggil dan dipersilahkan untuk memilih : jika ingin selamat bersama anak-anaknya, Masyitoh harus mengingkari Allah. Masyitoh harus mengaku bahwa Fir’aun adalah Tuhan yang patut disembah. Jika Masyitoh tetap tak mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhannya, Masyitoh akan dimasukkan ke dalam kuali, lengkap bersama anak-anaknya.
Masyitoh tetap pada pendiriannya untuk beriman kepada Allah SWT. Masyitoh kemudian membawa anak-anaknya menuju ke atas kuali tersebut.
Anak yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya telah di lempar ke dalam kuali, dengan tegar Masyitoh menyaksikan semua itu, hingga tibalah giliran anaknya yang masih bayi akan dilempar, menghadapi hal ini Masyitoh sempat ragu. Namun karena kehendak Allah, maka anak yang masih kecil itu dapat berkata, “Wahai ibu bersabarlah engkau berada di atas kebenaran, sesungguhnya itu adalah sakit yang sedikit dan sebentar. Sesungguhnya azab akhirat lebih keras dan dahsyat.” Maka demi mempertahankan keimanannya kepada Allah masuklah Masyitoh dan anaknya ke dalam kuali yang mendidih.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah salallahu alaihi wa salam berkata, “Tatkala saya diangkat naik ke langit lalu saya melewati bau yg semerbak, kemudian saya bertanya: ” Bau apa ini yang wangi?” Maka jibril menjwab “Ini adalah wanita tukang sisir di istana Fir’aun dan anak-anaknya”
Kemudian dengan congkaknya Fir’aun memberitahukan kepada isterinya Asiah, wanita yang salihah, apa yang telah diperbuatnya kepada Masyitoh dan anak-anaknya. Mendengar hal itu lalu Asiyah berteriak dan berkata kepadanya, “Celaka engkau Fir’aun alangkah lancangnya engkau kepada Allah,” Lalu Asiah bersyahadat menyatakan keimananya kepada Allah di hadapan Fir’aun, kemudian Fir’aun memanggil bala tentaranya dan memerintahkan agar isterinya disiksa Lalu Asiah disiksa dan dicambuk.
Ketika siksaan semakin pedih, darah mengalir deras, Asiah menatap ke langit dan berkata sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam ayat Al-Qur’an: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Q.S. At-Tahrim [66] : 11)
Lalu naiklah doanya membumbung tinggi dan menembus pintu-pintu langit didengar oleh Allah tabaroka wa ta’ala. Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya “Lalu Allah singkapkan langit dan Allah memperlihatkan rumahnya di surga,” Hingga ketika siksa semakin keras dan azab semakin pedih maka Asiyah malah tersenyum sehingga Fir’aun menjadi semakin marah.Mengapa ia tersenyum? Karena ia melihat rumahnya di surga, setelah itu berhembuslah nafas Asiah yg terakhir.
Demikian kisah Asiah dan Masyitoh. Semoga muslimah sekalian bisa mengambil hikmah dan mengikuti jejak keduanya, meninggal dalam keadaan teguh menggenggam “Tauhid.”
Enhanced by Zemanta
Read More...

Kisah Alqamah


Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.

Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”
Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.’”
Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, “Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”
Maka, dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”
Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”
Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”
Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhny,a kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”
Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”
Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”
Maka, Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya,”
Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.
Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”
Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.”
Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.
Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya,
Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”
Enhanced by Zemanta
Read More...

Biarlah

Ya Rabb ...
Yang Maha menggetarkan hati,
alangkah nikmatnya bermunajat kepada-Mu
membangkitkan bulu roma, meneteskan air mata.
Alangkah indahnya,
membayangkan Engkau tersenyum kepadaku
membayangkan Engkau mengembangkan tangan
tanda menerimaku.
Biarlah dosaku menembus tujuh langit,
tak sanggup bumi menopang.
Biarlah kezaliman bak Fir'aun
yang bahkan lautpun sangat bernafsu menelannya.
Biarlah kedurhakaanku melebihi 'Alqamah,
biarlah pembangkanganku
melebihi persekongkolan bapaku,
Adam dan ibuku Hawa,
dengan syetan, di depan hidung-Mu.
Biarlah kudengar penghuni langit dan bumi,
seluruhnya meneriaki dan menyumpahi
kelakuanku atas mereka.
Biarlah hutangku menembus tujuh lapis bumi
sementara belum terbayar.
Biarlah semua tidak perduli terhadapku,
biarlah semua tidak memperhatikanku.
Biar neraka menantiku,
biar syurga menutup pintunya ...
Ya Rabb ...
Satu hal yang kuminta dari-Mu
dari Zat yang tak pernah sanggup menolak
dari Zat yang pemalu
mengembalikan tangan hamba-Nya
dengan kehampaan
dari Zat yang tidak pernah tuli,
atau pura-pura tuli
dari Zat yang Mahatahu
dari Raja segala raja,
dari Pemilik Tunggal jagad alam ini ;
tanamkan keyakinan di dada ini, di hati ini,
di sela-sela pikiran burukku,
di sela-sela otak kotorku
bahwa Engkau Maha Pengampun,
Bahwa Engkau Maha Pemberi Maaf
Maha tidak perduli,
dengan besarnya dosa ciptaan-Mu
yang mengharap cinta-Mu,
yang mengharap maaf-Mu
Engkau Penciptaku dan aku ciptaan-Mu
kemana lagi aku akan kembali?
kepada siapa lagi aku akan mengadu?
Jangan Kau tutup pintu-Mu...
Rabb...
menetes air mata haru
mengharap 'liqa' wajah-Mu.
Menjadi sifat-Mu melindungi
Menjadi sifat-Mu menyayangi aku,
satu diantara ciptaan_mu yang tiada terhitung.
Dan menjadi hak bagiku
mendapatkan pencipta sebaik Engkau,
dengan segala ka-Maha-an Mu
yang tak akan ada yang bisa membandingi
dengan segala kekuasaan-Mu yang tiada terbatas,
dengan segala kekuasaan-Mu yang tiada bertepi.
Aku tahu Engkau perduli,
tidak pernah mau Engkau berpaling
Engkau tidak pernah menuntut kewajiban
atas diriku, juga semua makhluk ciptaan-Mu
untuk bertasbih, bertahlil, bertahmid,
berzikir mengingat-Mu
kecuali demi kebaikan si pengingatnya.
Ku tahu Engkau tak akan pernah butuh sesuatu,
dari ciptaan-Mu
Ya Rabb...
basahi bibirku dan hatiku, dengan asma-Mu
biar aku dan syetan kawan lamaku tahu
kalau Engkau memberi tanda,
tanda di lidah dan di hatiku
tanda sebuah kasih, tanda sebuah sayang
rambu penghalang bagi syetan dan nafsu jelekku,
untuk mengganggu kembali.
Engkau Pemilik Kasih, Pemilik Sayang
Engkau Pemilik Segala Pertolongan.
Biarlah...
apapun biarlah
sipapun biarlah
selama kuyakini Engkau selalu ada di sisiku.
Enyahkanlah syetan dan pikiran-pikiran jahatku
yang mengibaskan kepercayaanku pada-Mu
agar aku tidak percaya
bahwa rahmat-Mu lebih besar
ketimbang marah-Mu
bahwa ampunan-Mu
lebih besar ketimbang siksa-Mu
apalagi dosaku...
Biarlah ....
Enhanced by Zemanta
Read More...
  • fals
  • kebanggaan_Indonesia
  • memori
  • bareng_Slank
  • tafakur
  • di_Rolling_Stones
  • Raya
  • Ksatria
  • lantang
  • galang_kecil
  • tampan
  • masa_lalu
  • banjo
  • senyum
  • trax
  • sakinah
  • warahmah
  • tux1
  • tux2
  • tux3
  • tux4
  • tux5
  • tux6
  • tux7
  • tux8
  • tux9
  • tux10
  • linux1
  • linux2
  • linux3
  • linux4
  • linux5
  • linux6
  • linux7
  • linux8
  • linux9
  • linux10
  • linux11
  • linux12
  • linux13
  • linux14
  • linux15
  • linux16
  • linux17
  • linux18
  • linux19
  • linux20
  • linux21
  • linux22
  • linux23
  • linux24
  • linux25
  • linux26
  • linux27
  • linux28
  • linux29
  • linux30
  • linux31
  • linux32
  • linux33
  • linux34
  • linux35